Pendidikan Sosiologi

Universitas Pendidikan Indonesia

Peran Program Kampus Mengajar dalam Inklusi digital dan Pencegahan 3 Dosa Besar Pendidikan

11-07-2024

Dalam era modern ini, teknologi menjadi aspek penting yang dapat mendukung dalam pendidikan. Namun, realitasnya pendidikan di Indonesia belum sepenuhnya melek terhadap teknologi digital. Bahkan masih penyediaan fasilitas teknologi di sekolah-sekolah pun masih terbatas. Melalui Kampus Mengajar, salah satunya mahasiswa didorong untuk melakukan pembiasaan teknologi digital di sekolah-sekolah agar mengatasi kesenjangan digital. Salah satunya implementasi kegiatan ini seperti yang dilakukan mahasiswa Kampus Mengajar Angkatan 7 di sekolah penempatan SMP Plus Mabdaul ‘Uluum Banyuresmi. Dalam hal ini, para mahasiswa melakukan pelatihan canva dan penggunaan chromebook yang merupakan fasilitas teknologi yang telah dimiliki sekolah. Pelatihan canva dilakukan dengan tujuan untuk memperkenalkan siswa-siswi terhadap teknologi grafis yang bisa dimanfaatkan sebagai variasi metode pembelajaran yang menarik. Siswa-siswi juga diminta mempratikkan langsung bagaimana menggunakan canva dan chromebook seperti untuk membuat poster. Selain itu, tantangan besar saat ini dihadapi oleh pendidikan adalah isu kekerasan seksual, intoleransi, dan perundungan yang masih marak terjadi di kalangan lingkungan sekolah. Hal ini didukung dengan data hasil survei Asesmen Nasional (AN) 2022 yang mengungkap kenyataan miris bahwa 34,51% peserta didik berisiko mengalami kekerasan seksual, 26,9% berisiko mengalami hukuman fisik, dan 36,31% berisiko mengalami perundungan. Ini menjadi kenyataan pahit yang harus menjadi pengingat bahwa ketiga isu tersebut juga perlu menjadi perhatian utama untuk seluruh pihak dan dunia pendidikan agar bisa saling bersama menciptakan lingkungan pembelajaran yang nyaman, aman, inklusi, dan bebas dari kekerasan. 

Dengan itu, mahasiswa Kampus Mengajar Angkatan 7 di SMP Plus Mabdaul ‘Uluum Banyuresmi salah satunya melakukan kegiatan preventif dan sosialiasi 3 dosa besar pendidikan. Kegiatan yang dilakukan adalah berupa edukasi 3 dosa besar pendidikan dan pementasan drama siswa yang bertemakan tentang perundungan atau “Teater Anti-Bullying”. Edukasi 3 dosa besar pendidikan dilakukan dengan menayangkan konten edukasi berupa video yang kemudian dilanjutkan dengan pembahasan sesi diskusi agar lebih dapat membangun daya kritis dan kesadaran siswa terhadap 3 dosa besar pendidikan. Sedangkan untuk pementasan drama siswa dilakukan agar siswa lebih memahami secara kontekstual melalui peran yang meraka mainkan terhadap dampak yang ditimbulkan akibat perilaku bullying.

Dua kegiatan di atas dapat membantu sekolah dalam meningkatkan lingkungan pendidikan yang lebih inklusif dan nyaman. Melalui program yang dilakukan mahasiswa Kampus Mengajar menjadi langkah dan kontribusi nyata dalam mendukung upaya dan program (Kemendikbudristek) untuk memajukan pendidikan di Indonesia menjadi lebih baik. Meskipun berupa langkah-langkah kecil, namun diharapkan program-program tersebut dapat membawa angin segar bagi perubahan dan masa depan pendidikan di Indonesia.​