Pendidikan Sosiologi

Universitas Pendidikan Indonesia

KKL Tematik: Goes to Keraton Kesunanan Surakarta

thumbnail
12-09-2022

Prodi Pendidikan Sosiologi di Universitas Pendidikan Indonesia, mengeluarkan salah satu program kuliah bernama Kuliah Kerja Lapangan atau yang biasa disebut dengan KKL. Kuliah Kerja Lapangan (KKL) merupakan suatu kegiatan yang menggabungkan antara observasi, kunjungan dan wisata ke tempat – tempat atau instansi yang berhubungan dengan kajian materi perkuliahan terkait dengan jurusan tertentu, KKL ini menggunakan pendekatan keilmuan dengan maksud untuk meningkatkan keterampilan mahasiswa dalam menganalisis serta mencari solusi dalam fenomena yang terjadi di masyarakat.  Dalam pelaksanaan KKL 2022 prodi Pendidikan Sosiologi membagi mahasiswa semester 7 kedalam 6 kelompok dengan tempat tujuan yang berbeda – beda, salah satunya adalah kelompok Surakarta. Kelompok Surakarta ini terdiri dari 12 mahasiswa dan 1 Dosen Pembimbing Lapangan.

Pada tanggal 20 Agustus 2022 kelompok Surakarta melaksanakan program KKL dengan pemberangkatan dari kota Bandung menuju kota Surakarta menggunakan kereta Bandung- Solo Balapan. Pemberangkatan dimulai pada pukul 07.05 – 15.25 WIB. KKL yang dilaksanakan oleh kelompok Surakarta ini mengkaji tiga tempat wisata diantaranya Kampung Batik Kauman Surakarta, Keraton Surakarta dan Pura Mangkunegaran Surakarta. Dari ketiga tempat tersebut tiga orang Mahasiswa dari 12 orang mahasiswa pendidikan Sosiologi Universitas Pendidikan Indonesia yang berangkat kesurakarta berfokus mengkaji Keraton Surakarta, sedangkan untuk 8 orang mahasiswa lainnya ada yang berfokus mengkaji Kampung Batik Kauman Surakarta dan ada juga yang berfokus di Puro Mangkunegara.

Keraton Surakarta merupakan istana resmi Kesunanan Surakarta Hadiningrat yang dibangun oleh Pakubuwono II pada tahun 1744 sebagai pengganti Keraton Kartasura yang hancur akibat Geger Pecinan pada tahun 1743, keraton ini memiliki luas sekitar 54 are . Istana ini menjadi saksi bisu penyerahan kedaulatan kerajaan Mataram oleh Pakubuwono II pada tahun 1749, selain menjadi tempat tinggal raja beserta keluarga dan para abdi dalemnya keratin ini juga digunakan sebagai museum untuk menyimpan benda – benda bersejarah milik Keraton Surakarta. Museum yang diresmikan oleh Presiden SOekarno pada tahun 1963 ini menyimpan peninggalan sejarah seperti keris, kereta kencana, maupun peninggalan sejarah lainnya yang memiliki unsur budaya yang masih teramat kental. Museum ini dirancang untuk memberikan pengetahuan kepada masyarakat tentang sejarah dan perkembangan Keraton Kesunanan Surakarta.

Saat kunjungan berlangsung kelompok mahasiswa Surakarta di pandu oleh bapak Kumaidi. Beliau menjelaskan berbagai peninggalan yang ada di dalam museum, termasuk sumur yang dipercaya dapat mengabulkan keinginan seseorang jika meminumnya dan dapat memancarkan aura seseorang jika orang tersebut mencuci muka menggunakan air di dalam sumur tersebut. Setelah berkeliling melihat dan mengkaji sekitar kesunan Surakarta, Bapak kumaidi memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk melakukan Tanya jawab terkait kajian yang akan dikaji oleh mahasiswa.